Tulang (bukan paman ) merupakan bagian tubuh yang berfungsi sebagai penyokong serta
pelindung organ-organ tubuh. Dengan adanya tulang, manusia jadi dapat
bergerak dan berfungsi di dunia ini Meskipun tampaknya keras, sebenarnya tulang itu terus berproses. Tanpa
kita sadari, tulang kita ini terus terganti dengan yang baru, melalui
suatu proses tertentu yang dipengaruhi oleh hormon-hormon. Karena itu
kalsium selalu dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan tulang.
Yah… namanya juga hidup… Pada kehidupan
manusia, banyak hal yang dapat terjadi seiring dengan aktivitas yang
dilakukan. Seperti halnya trauma atau benturan. Trauma dapat menyebabkan
tulang mengalami fraktur. Fraktur adalah setiap retak atau patah pada
tulang yang utuh (reeves C.J,Roux G & Lockhart R,2001).
Sebenarnya fraktur ini dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu:
- Trauma pada tulang
- Tekanan yang berulang (kompresi)
- Kelemahan tulang yang abnormal. Misalnya pada penderita osteoporosis dan tumor tulang.
Jenis fraktur ini ada bermacam-macam, tergantung dari sudut mana fraktur ini dipandang, misalnya dari monas
1. Berdasarkan terbuka atau tidaknya fraktur
- Fraktur tertutup (Closed fraktur), Jika patahan tulang tidak menembus kulit.
- Fraktur terbuka (Compound fraktur). Jika patahan tulang menembus
kulit, kulit jadi rusak atau robek. Disini terjadi kontak antara tulang
dengan dunia luar, sehingga resiko terjadinya infeksi lebih besar.
2. Berdasarkan garis patahan fraktur
- Fraktur Lengkap (Complete Fracture) : bagian tulang terpisah total
- Melintang (transverse)
- Miring (oblique)
- Seperti melintir (spiral)
- Patahan tulang menyerpih/terbagi beberapa kepingan patahan (comminuted)
- Fraktur tidak lengkap ( incomplete fracture) : Bila tulang tidak terpisah secara lengkap.
- Greenstick fracture ( fraktur dahan hijau), biasanya terjadi pada tulang anak kecil yang masih lentur
- Fraktur kompresi. Biasanya terjadi pada tulang belakang (vertebra)
Di bawah ini adalah contoh gambar dari jenis-jenis fraktur diatas…
Patah tulang itu nyeri atau tidak sih??
Namanya juga patah tulang, ya so pasti nyeri banget lah ( aku ‘kan pernah merasakannya ). Rasa nyeri ini bisa dikarenakan oleh beberapa hal di bawah ini:
- Ujung-ujung syaraf di sekitar tulang yang mengandung serabut syaraf nyeri, menjadi teriritasi akibat tulang yang patah
- Perdarahan akibat tulang yang patah, sehingga darah menumpuk di
sekitar patahan, jaringan jadi bengkak sehingga menimbulkan nyeri.
Seperti yang kutulis pada postinganku sebelumnya, dulu pahaku jadi gede
banget akibat perdarahan ini dan saat operasi timbunan darah ini harus
dibuang
- Spasme atau mengencangnya otot pada jaringan sekitar tulang yang patah.
Bagaimana caranya supaya bisa tau, ada patah tulang atau tidak??
Pada fraktur terbuka, nggak perlu tanya-tanya lagi, karena tuh tulang udah nongol aja ke muka bumi kulit
Pada fraktur tertutup, bisa dilihat dari deformitas (kelainan bentuk)
yang tampak. Contohnya, bila terjadi patah tulang pada lengan atas, akan
tampak bentuk yang tidak normal dari lengan tersebut, misalnya bentuk
yang membesar/ membengkak, atau tampak membengkok. Apalagi bila dipegang
atau berusaha untuk digerakkan, rasa sakitnya rruarrr biasa Namun, untuk lebih memastikan, dapat dilakukan pemeriksaan X-ray alias foto rontgen pada daerah terjadinya benturan.
Kalau sudah tau patah tulang, trus diapain dong…??
Sebenarnya, walaupun tidak diapa-apain,
patah tulang dapat sembuh dengan sendirinya dalam artian tulang dapat
menyambung dengan sempurna. Karena itu tidak salah juga bila ada
sebagian orang yang lebih memilih pergi ke tukang pijat tulang dari pada
harus bayar biaya yang mahal untuk operasi di rumah sakit. Masalahnya
adalah, apakah tulang dapat kembali ke bentuk normal? Aku ingat sebuah
ilustrasi yang digambarkan oleh dosenku dulu saat kuliah.
Gambar
diatas adalah contoh tulang yang patah. Ujung-ujung tulang yang patah
akan tersambung, walau bentuk patahannya seperti gambar diatas. Nah,
bila tidak dilakukan tindakan medis, setelah sembuh tulang tidak dapat
kembali seperti bentuk normalnya. Hal ini akan mengakibatkan
“pemendekan” tulang. Bila terjadi pada kaki, tentu saja mempengaruhi
panjang/pendeknya kaki. Jadi pincang deh… So, my suggestion is: Serahkanlah pada ahlinya, yaitu dokter spesialis bedah tulang…
Prinsip tindakan dalam penanganan fraktur :
- Mengembalikan fragmen tulang ke posisi normal sesuai dengan anatominya. (reduksi)
- Mempertahankan reduksi sampai terjadi penyembuhan (imobilisasi)
- Mempercepat pengembalian fungsi dan kekuatan normal bagian yang terkena (rehabilitasi)
A. Metode untuk mencapai reduksi fraktur
- Reduksi tertutup. Dengan menggunakan cara “manipulasi dan traksi
manual”. Sebelum dilakukan tindakan, pasien diminta persetujuan terlebih
dahulu, analgesik (pereda rasa sakit) diberikan, bila perlu dibius.
Posisi tulang yang patah dibetulkan dan dipertahankan sembari dokter
memasang gips, bidai atau alat lain. Perlu dilakukan foto x-ray untuk memastikan posisi tulang sudah benar atau belum.
- Traksi. Contoh traksi ini, mungkin ada yang pernah melihatnya di
film atau langsung di RS. Kaki dibalut, posisinya agak ditinggikan,
kemudian ditarik dan digantungi beban. Diharapkan didapat efek reduksi
dan imobilisasi.
- Reduksi terbuka. Dilakukan dengan cara pembedahan, kemudian posisi tulang patah disatukan agar normal kembali.
B. Immobilisasi :
Untuk mempertahankan posisi reduksi. Pada reduksi tertutup, telah
dijelaskan diatas. Proses imobilisasi pada reduksi terbuka disebut juga Fiksasi Fraktur (Fracture Fixation). Terdapat 2 macam fiksasi, yaitu fiksasi eksternal dan internal. Alat yang digunakan pun bervariasi.
1. Fiksasi Eksternal,
beberapa pin di pasangkan pada tulang melalui luar kulit untuk
menyatukan tulang. Kemudian posisi pin yang diluar kulit dipertahankan.
2. Fiksasi Internal, yaitu pemasangan suatu alat untuk menyatukan tulang yang patah selama kurun waktu tertentu sebelum dilepas.
Beberapa alat yang lazim digunakan :
- Plate
Sebuah
plat panjang dipasang pada permukaan tulang, kemudian potongan-potongan
tulang disatukan dengan menggunakan beberapa sekrup, metode ini cocok
untuk fraktur Comminuted.
- Wire
Tampak wire (kawat) digunakan
bersama sekrup pada lutut. Gunanya wire ini adalah untuk meningkatkan
tegangan pada tulang yang patah.
- Pins
Terdapat berbagai ukuran pin, pin ini dapat digunakan sebagai fiksasi temporer pada proses reduksi.
- Intramedullary Nail
Nail
dipasang dari puncak tulang, masuk melalui bagian tengah tulang
melewati bagian yang patah, hingga ujung tulang yang satunya, kemudian
difiksasi dengan menggunakan sekrup.
- Screw (sekrup)
Screw kadang dipakai sendiri
atau kombinasi dengan alat lain seperti wire dan plate. Gambar diatas
menunjukkan sekrup yang dipasang pada pangkal tulang paha yang dekat
dengan panggul. Gambar disamping adalah berbagai ukuran sekrup.
Aku jadi ingat dulu waktu aku
kuliah dan praktek di kamar operasi, menyaksikan operasi tulang serasa
sedang berada di bengkel. Suara bor, ditambah dengan dentingan dua benda
logam berpadu… persis bengkel dah…
C. Rehabilitasi,
Dilakukan utnuk meningkatkan kembali fungsi dan kekuatan pada bagian yang sakit. Dapat dilakukan dengan cara:
- Mempertahankan reduksi dan imobilisasi
- Meninggikan bagian yang sakit untuk meminimalkan pembengkak
- Mengontrol kecemasan dan nyeri (biasanya orang yang tingkat kecemasannya tinggi, akan merespon nyeri dengan berlebihan)
- Latihan otot. Pergerakan harus tetap dilakukan selama masa
imobilisasi tulang, tujuannya agar otot tidak kaku dan terhindar dari
pengecilan massa otot akibat latihan yang kurang.
- Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari
- Kembali aktivitas secara bertahap
Nutrisi di masa penyembuhan tulang
Tentu saja makanan yang mengandung banyak kalsium sangat dibutuhkan
untuk penyembuhan tulang, misalnya yoghurt, ikan yang dimakan dengan
tulangnya, susu dll. Nutrisi untuk menunjang penyerapan kalsium juga
dibutuhkan, antara lain Lysin, sejenis asam amino yang banyak terdapat
pada produk susu dan kedelai. Namun perlu dihindari juga hal-hal yang
dapat “mencuri” tulang, seperti gula, garam, alkohol dll.